Frank Rijkaard
Malaikat Kecil" di Mulut Gawang
ADALAH pelatih Belanda Frank Rijkaard yang pertama kali menyebut istilah "malaikat kecil". Menurut dia, gawang Belanda diselamatkan malaikat kecil yang duduk di garis melintang batas akhir gawang Edwin van der Sar.
Malaikat kecil inilah yang menyebabkan gagalnya dua tembakan Ceko ketika berhadapan dengan Belanda di Stadion ArenA, Amsterdam. Bola yang ditendang oleh Pavel Nedved dan Jan Koller itu cuma menerpa tiang gawang. Belanda lalu menang 1-0 di partai pembukaan Grup D itu.
Bisa dibayangkan, jika malaikat kecil tidak berpihak kepada tuan rumah? Belanda mungkin kalah 1-2!
Lalu sang malaikat kecil terbang ke Brussels, Belgia, untuk melindungi kiper Turki Rustu Recber dari serangan-serangan mematikan Belgia di Stadion King Baudouin. Di partai penentuan itu, Turki menang 2-0 dan maju ke perempat final. Sementara tuan rumah Belgia yang praktis menguasai pertandingan, tersingkir secara tragis karena berkali-kali gagal menciptakan gol ke gawang Rustu.
Kali ini malaikat kecil tidak mau membela tuan rumah. Jauh-jauh datang dari Amsterdam, ia malah meloloskan Turki ke perempat final!
Dari Brussels, malaikat kecil melayang ke Bruges. Kali ini ia melindungi gawang kiper Perancis Fabian Barthez dari eksekusi penalti Raul di Stadion Jan Breydel. Kedudukan waktu itu 2-1 untuk Perancis. Tiba-tiba Spanyol mendapat penalti saat pertandingan tinggal satu menit lagi. Kalau penalti berhasil, kedua tim harus memainkan perpanjangan waktu.
Kalau saja penalti Raul berhasil, belum tentu Perancis maju ke semifinal. Sungguh begitu teganya malaikat kecil menghancurkan hati Raul serta rakyat Spanyol!
Dari Bruges, malaikat kecil kembali ke "rumahnya" di Stadion ArenA. Ada apa?
Ternyata, ia kali ini mau "menghukum" Turki yang sudah diselamatkannya. Malaikat kecil pun menggagalkan penalti Arif Erdem ke gawang Portugal yang dikawal Vitor Baia, menamatkan peluang Turki bertahan di pertandingan itu.
Portugal sudah keburu senang, maju ke semifinal melawan Perancis di Amsterdam. Tanpa dinyana, si malaikat kecil sudah berada di mulut gawang kiper Baia lagi di Stadion Raja Baudouin, Brussels.
Akan tetapi, saat itu ia bukan lagi membela "Brasil Eropa" tersebut. Malaikat kecil memutuskan untuk memberikan penalti kepada Perancis, hanya beberapa menit sebelum semifinal selesai. Zinedine Zidane sukses mengeksekusi penalti, memaksa para pemain Portugal segera angkat kopor pulang ke tanah airnya.
ADALAH pelatih Belanda Frank Rijkaard yang pertama kali menyebut istilah "malaikat kecil". Menurut dia, gawang Belanda diselamatkan malaikat kecil yang duduk di garis melintang batas akhir gawang Edwin van der Sar.
Malaikat kecil inilah yang menyebabkan gagalnya dua tembakan Ceko ketika berhadapan dengan Belanda di Stadion ArenA, Amsterdam. Bola yang ditendang oleh Pavel Nedved dan Jan Koller itu cuma menerpa tiang gawang. Belanda lalu menang 1-0 di partai pembukaan Grup D itu.
Bisa dibayangkan, jika malaikat kecil tidak berpihak kepada tuan rumah? Belanda mungkin kalah 1-2!
Lalu sang malaikat kecil terbang ke Brussels, Belgia, untuk melindungi kiper Turki Rustu Recber dari serangan-serangan mematikan Belgia di Stadion King Baudouin. Di partai penentuan itu, Turki menang 2-0 dan maju ke perempat final. Sementara tuan rumah Belgia yang praktis menguasai pertandingan, tersingkir secara tragis karena berkali-kali gagal menciptakan gol ke gawang Rustu.
Kali ini malaikat kecil tidak mau membela tuan rumah. Jauh-jauh datang dari Amsterdam, ia malah meloloskan Turki ke perempat final!
Dari Brussels, malaikat kecil melayang ke Bruges. Kali ini ia melindungi gawang kiper Perancis Fabian Barthez dari eksekusi penalti Raul di Stadion Jan Breydel. Kedudukan waktu itu 2-1 untuk Perancis. Tiba-tiba Spanyol mendapat penalti saat pertandingan tinggal satu menit lagi. Kalau penalti berhasil, kedua tim harus memainkan perpanjangan waktu.
Kalau saja penalti Raul berhasil, belum tentu Perancis maju ke semifinal. Sungguh begitu teganya malaikat kecil menghancurkan hati Raul serta rakyat Spanyol!
Dari Bruges, malaikat kecil kembali ke "rumahnya" di Stadion ArenA. Ada apa?
Ternyata, ia kali ini mau "menghukum" Turki yang sudah diselamatkannya. Malaikat kecil pun menggagalkan penalti Arif Erdem ke gawang Portugal yang dikawal Vitor Baia, menamatkan peluang Turki bertahan di pertandingan itu.
Portugal sudah keburu senang, maju ke semifinal melawan Perancis di Amsterdam. Tanpa dinyana, si malaikat kecil sudah berada di mulut gawang kiper Baia lagi di Stadion Raja Baudouin, Brussels.
Akan tetapi, saat itu ia bukan lagi membela "Brasil Eropa" tersebut. Malaikat kecil memutuskan untuk memberikan penalti kepada Perancis, hanya beberapa menit sebelum semifinal selesai. Zinedine Zidane sukses mengeksekusi penalti, memaksa para pemain Portugal segera angkat kopor pulang ke tanah airnya.
Labels: olah raga
0 Comments:
Post a Comment
<< Home